Video Assistant Referee (VAR) menjadi perbincangan hangat selama pelaksanaan FIFA 2018. Begitupun saat final lalu. Gol kedua Perancis yang dicetak oleh Antoine Griezmann tidak luput dari peran VAR.
Ivan Perisic diputuskan melakukan handball dan hadiah penalti pun diberikan kepada Perancis. Penalti pun mampu dilakukan dengan baik oleh Griezmann untuk membawa keunggulan les Bleus menjadi 2-1. Akhirnya Perancis pun menjadi juara Piala Dunia 2018 setelah menang 4-2.
Diterapkannya VAR menjadi pemandangan tersendiri bagi pentonton. Tak jarang wasit harus melihat VAR sebelum mengambil keputusan. Tentu saja ini hal yang menarik. Dilihat dari akurasi keputusan wasit, hal ini juga memberi dampak yang lebih baik agar keputusan wasit menjadi tidak lagi penuh kontroversi.
Yang jelas VAR adalah alat yang membantu wasit dalam membuat keputusan. Dengan alat tersebut, wasit bisa memberi keputusan yang seadil-adilnya.
Banyak yang mendukung dengan penerapan VAR ini. Sebab penerapan teknologi VAR dipandang bisa menghindari terjadinya keputusan kontroversial. Bahkan banyak juga yang menyesalkan mengapa teknologi VAR ini tidak diterapkan sejak lama.
Penerapan VAR adalah sebuah langkah untuk mengintegrasikan teknologi dengan teknologi. Hal ini sebelumnya sudah diterapkan di bidang olahraga lainnya seperti bola basket dan bola voli. Sepakbola memang relatif tertinggal untuk menerapkannya.
Pendukung VAR menilai dengan penerapan teknologi ini bisa meningkatkan standar olahraga itu sendiri. Tidak ada lagi upaya pemain untuk melakukan diving atau upaya kecurangan lainnya. Sebab dengan VAR hal itu bisa dilihat langsung.
Karena itulah banyak yang menilai penerapan VAR di Piala Dunia 2018 ini merupakan langkah maju. Digunakannya VAR meminimalkan terjadinya keputusan kontroversial wasit. Dengan VAR, wasit akan selalu berkomunikasi dengan asisten yang memantau dari layar video.
Keuntungan nyata dari penggunaan VAR adalah untuk mencegah kesalahan wasit saat memberikan keputusan. Wasit adalah seorang manusia dan sebelumnya kita juga sering kali menyaksikan keputusan kontrovorsial wasit yang menguntungkan salah satu tim dan merugikan tim lainnya.
Dengan adanya VAR hal itu dapat dihindari. Memang ada dampak lainnya yang juga terenggut dengan pelaksanaan VAR. Seperti tidak ada lagi emosi yang bisa meletup-letup karena keputusan wasit yang sering dirasakan oleh penggemar sepakbola. Tidak ada lagi pembicaraaan yang heboh terhadap keputusan wasit yang salah. Hal itulah yang kemudian hilang dari pelaksanaan VAR.
Pihak yang kontra terhadap pelaksanaan VAR menilai teknologi ini justru menghilangkan keindahan sepakbola. Sebagai contoh, sebelum penerapan VAR, ketika misalnya pemain mencetak gol, maka pemain hanya tinggal melihat bendera offside apakah pemain itu terjebak offside atau tidak. Sementara kini dengan diterapkannya VAR membuat pemain terlebih dulu harus menunggu keputusan wasit apakah mengesahkannya atau tidak.
Kegembiraan dan rasa euforia itu yang kemudian tertahan dari penerapan VAR. Adanya VAR juga membuat hilangnya momentum permainan.
Tidk jarang wasit harus melihat dulu rekaman VAR sebelum memutuskan suatu hal. Hal ini yang dapat merusak ritme jalannya pertandingan.
Tentu saja ini baru awal. Sebab FIFA pun masih belajar untuk merapakan teknologi ini dalam jangka panjang. Yang pasti adalah VAR merupakan langkah maju untuk menghindari terjadinya ketidakadilan di lapangan hijau.
Kejadian yang Melibatkan VAR di FIFA 2018
Ada cukup banyak kejadian di Piala Dunia Rusia yang melibatkan VAR selain yang sudah disebut di atas pada pertandingan final Piala Dunia dimana Ivan Perisic diputuskan melakukan handball yang berbuah penalti bagi Perancis.
Keputusan ini sebetulnya juga terhitung kontroversial. Sebab bola yang menyentuh tangan Perisic merupakan bola pantulan. Perisic tidak sengaja untuk menyentuh bola tersebut. Naasnya keputusan itu dilakukan wasit setelah melihat VAR. Maka menjadi petanyaan besar bahwa niat VAR untuk menciptakan keadilan ternyata juga tidak sepenuhnya menjamin hal tersebut.
Keputusan wasit yang memberi penalti bagi Perancis bisa disebut kontroversial. Seandainya penalti itu tidak diberikan, mungkin saja, hasilnya bisa berbeda.
Begitupun dalam VAR turut berperan dalam membuat Jerman tersingkir dari Piala Dunia setelah Korea mencetak gol pada pertandingan lawan der Panzer itu.
VAR juga ikut berperan dalam pertndingan Iran vs Portugal. Saat Portugal nyaris menang setelah ungggul 1-0, kemudian teknologi VAR menginformasikan bahwa ada pemain Portugal yang melakukan handball di kotak penalti. Maka Iran pun mendapatkan tendangan penalti dan mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Begitu juga dalam pertandingan Spanyol vs Maroko di pertandingan grup. Maroko sudah unggul 2-1 sebelum pada masa injury time, Iago Aspas mampu menciptakan gol. Namun butuh beberapa menit karena wasit terlebih dulu harus meninjau VAR untuk mengesahkan gol tersebut. Hasilnya pun skor imbang 2-2.
Demikian juga ada pertandingan Rusia vs Mesir. VAR digunakan untuk memastikan Mesir berhak mendapatkan hadiah penalti. Penalti itu kemudian dieksekusi oleh Mohamed Salah dan menghasilkan gol.
Yang pasti adanya VAR ini merupakan salah satu cara inovasi dalam olahraga. Sisi plusnya tentu saja harapannya keputusan wasit bisa lebih akurat, sekalipun itu tetap tak menjamin seratus persen.
Sebelumnya teknologi ini sudah diterapkan dalam olahraga lainnya dan baru belakangan sepakbola ikut serta menerapkannya. Semoga saja nantinya penerapan VAR ini bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita PIALA DUNIA 2018 dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan