Argentina, salah satu perwakilan tim dari Amerika Selatan tersebut tidak berhasil menuai keberhasilan pada laga piala dunia 2018 di Rusia.
Tim yang dikomandoi oleh Lionel Messi tersebut, seperti diberitakan SBOBET, hanya mampu bertahan pada babak 16 besar setelah berhasil ditumbangkan oleh Perancis dengan skor 4-3. Dari hasil piala Dunia 2018 tersebut, tentu menuai banyak pertanyaan mengenai keadaan yang terjadi di dalam tim Argentina.
Selain itu, Argentina terbilang tidak menunjukkan performa terbaiknya sepanjang menjalani laga piala dunia 2018. Salah satu kegagalan yang terjadi adalah saat Argentina terpaksa kalah melawan tim kuda hitam, Kroasia dengan skor yang sangat telak, 3-0 dan berhasil ditahan imbang oleh tim promosi piala dunia 2018, Islandia. Ada masalah apa dengan sang runner up piala dunia 2014 ini? Apakah yang terjadi dalam tim Argentina?
Banyak yang mengira bahwa salah satu bintang mereka, Lionel Messi tidak dapat memberikan yang terbaik untuk negaranya sendiri. Seperti yang kita ketahui, sebelum Lionel Messi ada sosok pesepak bola legendaris dari Argentina yang pada waktu itu berhasil membawa Argentina mendapatkan gelar juara piala dunia pada tahun 1986.
Diego Armando Maradona, pesepak bola Argentina legendaris yang dijuluki ‘Tangan Tuhan’ tersebut telah berhasil menyita perhatian seluruh pecinta sepak bola di penjuru dunia. Sehingga dengan hadirnya Lionel Messi dalam timnas Argentina otomatis akan dikaitkan oleh sang legenda tersebut.
Messi Gagal Tampilkan Performa Terbaik
Pada awal laga fase grup, Lionel Messi belum menunjukkan performa terbaiknya. Saat melawan tim promosi piala dunia 2018, Islandia, Messi belum mampu mencetak satu gol sama sekali. Berbeda dengan sang rival abadinya, Cristiano Ronaldo yang pada waktu itu berhasil mencetak hattrick pada awal laga fase grup saat melawan Spanyol. Sehingga kualitas Messi dalam bermain di timnas Argentina menjadi sebuah pertanyaan besar.
Bahkan saat menghadapi Islandia, Lionel Messi pun tak mampu memanfaatkan kesempatan terbaiknya saat mengeksekusi penalti ke gawang Hannes Thor Halldorsson. Dengan kegagalan Messi mengeksekusi penalti tersebut maka Argentina terpaksa berbagi poin dengan Islandia pada awal laga fase grup tersebut.
Messi seolah-olah menjadi sorotan utama sebagai kegagalan Argentina dalam menghadapi piala dunia 2018. Walau begitu, sebenarnya faktor yang terjadi bukan hanya dari Messi semata, melainkan rekan timnya yang juga tidak tampil maksimal saat piala dunia 2018.
Contoh saja saat sang kiper, Caballero melakukan blunder yang sangat memalukan saat laga melawan Kroasia. Tentu itu juga menjadi sebuah PR bagi Argentina untuk menumbuhkan sosok kiper dalam timnas mereka.
Selain pada posisi kiper, lini pertahanan Argentina juga terbilang sangat rapuh dan tidak terlihat kokoh sama sekali. Dari babak fase grup Argentina sudah kejebolan 5 gol dari tiga pertandingan. Ditambah saat melawan Perancis pada babak 16 besar, Argentina berhasil kejebolan 4 gol dari tim Perancis. Ini menandakan bahwa pertahanan Argentina sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.
Selain itu, yang tampak aneh dari timnas Argentina adalah dengan adanya pemain-pemain bintang seperti Sergio Kun Aguero, Angel Di Maria, Marcos Rojo, Mascherano, hingga Lionel Messi belum menunjukkan gaya permainannya yang apik sehingga tidak tampil maksimal.
Padahal jika dipikir-pikir, dengan komposisi pemain seperti itu Argentina penuh pemain hebat. Terlebih pada tahun 2014, Argentina berhasil masuk ke babak final dan melawan Jerman walau harus terpaksa kalah saat extra time berlangsung. Tentu ini bukan menjadi hal yang sangat bagus dari Argentina, terjadi penurunan performa dari tahun 2014 ke tahun 2018. Maradona tentu sangat gregetan untuk melatih Argentina pada piala dunia 2022 nanti.
Bicara soal kursi kepelatihan, nampaknya faktor pergantian pelatih Argentina dari tahun 2014 ke tahun 2018 juga menjadi faktor kegagalan Argentina pada piala dunia 2018. Seperti yang kita ketahui, pada saat piala dunia 2014 Argentina dibawah pelatih Alejandro Sabella. Pada waktu itu, Alejandro berhasil membawa Argentina melaju ke babak final walau pada akhirnya kalah dari Jerman pada laga final tersebut.
Dengan kekalahan itu, Alejandro memutuskan untuk berhenti melatih Argentina. Walau kalah dalam laga final, setidaknya Argentina berhasil menunjukkan performa terbaiknya.
Lain halnya piala dunia 2018, dibawah pelatih Jorge Sampaoli Argentina hanya melaju hingga babak 16 besar. Selain itu, yang aneh dari Jorge Sampaoli adalah ia tidak memanggil pemain sekelas Mauro Icardi yang memiliki kualitas terbaiknya saat berlaga bersama Inter Milan.
Striker Inter tersebut sedang menunjukkan performa terbaiknya sehingga layak untuk dipanggil timnas dan ikut membela Argentina pada laga piala dunia. Namun yang terjadi adalah Sampaoli tidak memanggil pemain tersebut. Padahal apabila Icardi masuk dalam skuad Argentina, maka tentu akan menjadi daya gebrak Argentina dalam lini serang.
Hal yang lebih aneh lagi adalah Paulo Dybala tidak pernah dimainkan saat laga piala dunia 2018 berjalan. Ini jelas-jelas menjadi suatu keganjalan yang terjadi dalam timnas Argentina. Banyak rumor yang mengatakan apabila Messi dan Dybala bermain bersama maka tidak akan cocok sehingga Messi memutuskan untuk tidak memainkan Dybala.
Apapun itu, piala dunia 2022 Argentina nampaknya harus berbenah lebih banyak untuk menemukan performa terbaiknya.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita PIALA DUNIA 2018 dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan