Negara-negara terbaik “Benua Hitam” Afrika akan bersaing dalam perburuan Piala Afrika di tahun 2019. Pada edisi kali ini, Piala Afrika akan digelar di Negeri Firaun, Mesir. Kompetisi Piala Afrika 2019 Mesir akan dimulai pada 21 Juni – 19 Juli 2019.
Sebanyak 24 Negara akan bersaing untuk menjuarai kompetisi tertinggi antar negara “Benua Hitam” Afrika ini. Dengan pembagian Grup Piala Afrika 2019 sebagai berikut!
– Grup A: Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Zimbabwe
– Grup B: Nigeria, Guinea, Madagaskar, Burundi
– Grup C: Senegal, Aljazair, Kenya, Tanzania
– Grup D: Maroko, Pantai Gading, Afrika Selatan, Namibia
– Grup E: Tunisia, Mali, Mauritania, Angola
– Grup F: Kamerun, Ghana, Benin, Guinea-Bissau
Sejumlah tim kuda hitam Piala Afrika 2019 tentu akan selalu menarik perhatian. Karena tim-tim ini berpotensi membuat kejutan dan merusak dominasi dari tim-tim besar seperti Kamerun, Nigeria, ataupun Pantai Gading yang berisi dengan pemain-pemain top Eropa.
Mesir
Tahun 2018 adalah tahun yang sangat bersejarah terutama bagi masyarakat Mesir. Karena The Pharaohs sukses tampil di ajang kompetisi terbesar dunia Piala Dunia 2018. Sepanjang sejarah, Mesir hanya mampu 2 kali tampil di ajang Piala Dunia yaitu edisi 1934 dan 1990 di tempat yang sama, Italia. Mesir pun tidak mampu berbicara banyak di 2 kesempatan tersebut. The Pharaohs hanya bisa tampil sampai fase Grup.
The Pharaohs Mesir menjadi salah satu tim kuda hitam Piala Afrika 2019 yang harus diwaspadai. Berstatus sebagai tuan rumah, Mesir berpotensi merusak dominasi tim-tim besar lain dan bukan tidak mungkin keluar sebagai juara kompetisi 2 tahunan ini.
Pada kompetisi Piala Afrika 2019 ini, Mesir berada di Grup A yang berisi dengan Republik Demokratik Kongo, Uganda, dan Zimbabwe. Peluang Mesir untuk lolos menuju fase knockout pun cukup terbuka lebar.
Kesuksesan Mohamed Salah membawa Liverpool menjuarai UEFA Champions League 2018/2019 diharapkan bisa menular di level timnas. Sehingga winger 26 tahun ini mampu membawa Mesir mampu menjuarai ajang Piala Afrika 2019 di kandang sendiri.
Catatan 22 gol dari 38 penampilan menempatkan Salah sebagai salah satu pencetak gol terbanyak Liga Premier Inggris 2018/2019. Sementara di ajang Uefa Champions League 2018/2019, Salah sukses mengemas 5 gol dari 12 penampilan.
Peran Mohamed Salah bagi Mesir juga sangat krusial. Dari total 41 penampilan atau 3466 menit sejak level U20. Salah telah sukses menciptakan total 38 gol.
Di bawah arahan pelatih asal Meksiko, Javier Aguirre Onaindia, Mesir berharap mampu berbicara banyak pada ajang PIala Afrika 2019. Pengalaman pelatih 60 tahun bersama tim-tim besar seperti Atletico Madrid, Osasuna, ataupun Timnas Jepang diharapkan dapat membantu tim peraih 7 Piala Afrika ini.
Aljazair
Tim kuda hitam Piala Afrika 2019 berikutnya adalah Aljazair. El Khadra atau “Si Hijau” akan tampil di Grup C Piala Afrika 2019 bersama Senegal, Kenya, dan Tanzania.
Pada ajang Piala Afrika 2019 ini, El Khadra akan dinahkodai oleh pelatih baru, Djamel Belmadi. Pelatih 43 tahun yang mengasuh Aljazair sejak Agustus 2018 ini diharapkan mampu membawa Riyad Mahrez dkk. tampil lebih baik.
Sepanjang sejarah, El Khadra hanya 1 kali meraih gelar juara Piala Afrika. Hal ini terjadi pada edisi Piala Afrika tahun 1990 di Aljazair. Prestasi terbaik selanjutnya adalah menjadi runner-up Piala Afrika edisi 1980 di Nigeria.
Meskipun hanya tampil 1339 menit (27 pertandingan), sosok Riyad Mahrez tampaknya masih akan tetapi menjadi andalan Aljazair. Kesuksesan Mahrez membawa Manchester City meraih gelar juara Liga Premier Inggris 2018/2019 diharapkan dapat menular di level Timnas. Pada musim 2018/2019 ini, Mahrez sukses mencetak 7 gol dari 27 penampilan bersama City pada ajang Liga Premier Inggris. Sementara bersama El Khadra, Mahrez total telah mengemas 10 gol dari 28 pertandingan sejak 2014 lalu.
Maroko
Salah satu tim kuda hitam Piala Afrika 2019 adalah Maroko. Tim berjuluk Igrzamn n Atlasi berada di grup maut (D) yang berisi dengan Pantai Gading, Naimibia dan Afrika Selatan. Skuad Igrzamn n Atlasi pada edisi Piala Afrika 2019 membuat tim ini harus benar-benar diwaspadai.
Sosok Mehdi Benatia akan menjadi jendral lini belakang Maroko. Mantan pemain Juventus berusia 32 tahun ini akan menyandang ban kapten Maroko. Pengalaman Benatia diharapkan dapat membuat tim-tim lawan kesulitan membobol gawang Maroko pada ajang Piala Afrika 2019.
Sektor tengah ada nama Hakim Ziyech. Keberhasilan Ziyech sukses mengantarkan Ajax Amsterdam tampil di babak Semi Final Uefa Champions League 2018/2019. Gelandang 26 tahun ini juga tampil produktif dengan mencetak 16 gol dari 29 penampilan di ajang Eredivisie Belanda 2018/2019. Sementara sektor depan, Igrzamn n Atlasi kemungkinan akan mengandalkan penyerang syarat pengalaman, Nordin Ambrabat.
Dengan di bawah arahan pelatih Herve Renard, Igrzamn n Atlasi menjadi salah satu kekuatan yang layak diperhitungkan pada ajang Piala Afrika 2019. Bukan tidak mungkin pelatih 50 tahun yang mengasuh Maroko sejak Februari 2016 ini mengantarkan timnya meraih gelar juara Piala Afrika untuk pertama kali setelah edisi 1976 Ethiopia.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan