Mencari aksi seru lainnya?

SBOTOP memiliki banyak hal untuk Anda

Kunjungi www.sbotop.com
untuk melihat game menarik dan penawaran eksklusif

Untuk informasi lebih lanjut:
Email kami di [email protected]

KUNJUNGI SEKARANG

SBOTOP APP Welcome Freebet – ID

Momen Penting dalam sejarah Leicester City

Di bawah arahan Milan Mandaric sebagai pemilik, The Foxes Leicester City sudah dapat dikatakan sebagai salah satu klub paling potensial di Inggris. Mereka sukses promosi ke kasta kedua Inggris,

Championship Division usai sukses meraih gelar juara League One di musim 2008/2009 lalu. Sementara di musim 2009/2010 lalu, Leicester City hampir promosi menuju kasta tertinggi Liga Inggris. Namun sayangnya, mereka gagal di fase play-off usai kalah atas Cardiff City.

Pada Bulan Agustus tahun 2010 lalu, Vichai Srivaddhanaprabha datang dan membeli Leicester City dari Milan Mandaric dengan nilai 39 juta Poundsterling. Vichai sendiri sudah mempunyai relasi cukup kuat dengan klub usai perusahaan miliknya, King Power Group menjadi sponsor resmi Leicester City selama 3 tahun.

Tidak ada yang mengira jika 6 tahun usai proses akuisisi ini, The Foxes mampu meraih kesuksesan besar dan menciptakan moment-moment penting.

 

Promosi Menuju Kasta Tertinggi Di Tahun 2014

Setelah selama 3 musim sebelumnya Leicester City hanya bisa “hampir” lolos menuju kasta tertinggi Liga Premier Inggris. Termasuk saat takluk 2-3 atas Watford di fase play-off musim 2012/2013. Leicester City akhirnya benar-benar tampil di Liga Premier Inggris pada musim 2013/2014 lalu.

Tidak main-main, Leicester City promosi dengan status sebagai jawara Championship Division Inggris. Saat itu, The Foxes Leicester City diasuh oleh Nigel Pearson. Mereka tampil cemerlang sepanjang musim ini dengan hanya 6 kali kalah dari total 46 pertandingan. Mereka berada di puncak klasemen dengan perolehan 102 poin atau 9 poin di atas Burnley di tempat kedua.

Meskipun sukses membawa Leicester City meraih gelar juara Championship Division dan otomatis promosi menuju ajang Liga Premier Inggris musim 2013/2014 lalu. Hubungan antara Vichai dan Pearson semakin memburuh pada musim 2014/2015 lalu. Bukan hanya mampu menuntaskan musim di urutan 14 dengan catatan 19 kekalahan dari total 38 pekan. Isu di luar lapangan juga menjadi salah satu alasan pelatih asal Inggris itu dipecat.

Nigel Pearson akhirnya resmi diberhentikan sebagai pelatih Leicester City pada 30 Juni 2015 lalu. Vichai memilih pelatih asal Italia, Claudio Ranieri sebagai suksesor. Salah satu keputusan terbaik yang pernah dilakukan bagi klub ini.

 

Ciptakan Dongeng Indah

Di bawah arahan pelatih Claudio Ranieri, The Foxes Leicester City sukses memulai cerita dongeng dan moment-moment indah. Mereka mampu mengawali musim 2015/2016 dengan cemerlang. Tidak tanggung-tanggung, Leicester City tercatat belum terkalahkan di 6 pekan pembuka Liga Premier Inggris. Bahkan saat itu, Jamie Vardy sukses mematahkan rekor gol milik Ruud van Nistelrooy usai dirinya menciptakan 13 gol dalam 11 pertandingan secara berturut-turut.

Pemain bintang Leicester City
Jamie Vardy menjadi salahs atu bomber utama klub Leicester.

Tanda-tanda cerita indah Leicester City mulai terlihat saat mereka sukses berada di puncak klasemen Liga Premier Inggris di hari Natal 2015 lalu. Tepatnya setelah mereka sukses menaklukan Everton dengan skor tipis 3-2. Uniknya lagi, tepat 1 tahun sebelumnya dan di hari yang sama, Leicester City ada di dasar klasemen Liga Premier Inggris.

Rentetan hasil positif Leicester City pada musim 2015/2016 ini terus berlanjut. Total, Leicester City hanya mengalami 3 kekalahan sepanjang musim tersebut. Mereka juga terus berada di puncak klasemen Liga Premier Inggris sejak matchday 22 sampai 38. Sebelum akhirnya memastikan gelar juara Liga Premier Inggris untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Pada musim berikutnya, Leicester City juga tampil menawan di pentas UEFA Champions League. Berada 1 Grup bersama FC Porto, Club Brugge dan FC Copenhagen, Leicester City lolos dengan status juara Grup. Mereka melanjutkan tren positif usai dengan menyingkirkan Sevilla di fase 16 besar dengan aggregate akhir 3-2.

Namun sayangnya, laju Leicester City di ajang Uefa Champions League terhenti di babak 8 besar. Mereka harus tersingkir usai takluk atas Atletico Madrid dengan aggregate akhir 1-2. Namun, ini jelas menjadi salah satu momentum tak terlupakan dan dongeng indah yang telah ditorehkan oleh klub seperti Leicester City.

 

Orbitkan Nama-Nama Tak Tenar

Tidak bisa lagi dipungkiri jika keberhasilan Leicester City ini juga tidak lepas kebijakan transfer mereka. Leicester City mendatangkan nama-nama yang jauh dari kata “populer” di musim itu. Dimana The Foxes kemudian sukses mengorbitkan nama-nama itu menjadi seorang bintang baru.

Sebut saja seperti Jamie Vardy yang dipermanenkan dari salah satu klub kecil, Fleetwood Townd di tahun 2012. Kemudian Riyad Mahrez yang diboyong dari Le Havre di tahun 2014. Dan salah satu bintang lini tengah mereka dengan peran tak tergantikan N’Golo Kante yang didatangkan dari Caen di tahun 2015 lalu.

Tiga nama ini sukses menjadi salah satu bintang baru Eropa. Riyad Mahrez melanjutkan karirnya bersama Manchester City. Sementara N’Golo Kante bergabung bersama Chelsea. Bahkan N’Golo Kante juga sukses mengantarkan Timnas Prancis meraih gelar juara Piala Dunia pada tahun 2018 lalu. Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi seandainya dia tidak bergabung bersama Leicester City 3 tahun sebelumnya.

Musim 2019/2020 ini, Leicester City seperti kembali mengulang moment-moment pentingnya. Di bawah arahan pelatih Brendan Rodgers, Leicester City bercokol di urutan 3 klasemen sementara Liga Premier Inggris. Catatan ini menjadikan The Foxes telah menikmati musim terbaik mereka sejak juara di musim 2015/2016 lalu. Di musim ini mereka pun tampil cukup gemilang. Ikuti terus kisah klub ini bersama SBOTOP.
 

●●●

Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan

Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan

Ikuti kami di Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube

Chat Langsung