Mencari aksi seru lainnya?

SBOTOP memiliki banyak hal untuk Anda

Kunjungi www.sbotop.com
untuk melihat game menarik dan penawaran eksklusif

Untuk informasi lebih lanjut:
Email kami di [email protected]

KUNJUNGI SEKARANG

SBOTOP APP Welcome Freebet – ID

Ingin Pertahankan Gelar Liga Champions UEFA, 6 Masalah Ini Perlu Diselesaikan Real Madrid

Real Madrid memulai musim 2024/2025 dengan ambisi besar, terutama setelah kedatangan Kylian Mbappe. Kehadirannya diharapkan bisa membawa tim meraih semua gelar yang ada.

Tim ini sudah memiliki skuad yang tangguh, dengan keberhasilan menjuarai La Liga Spanyol dan Liga Champions UEFA dalam beberapa musim terakhir. Menambahkan Kylian Mbappe tampaknya menjadi langkah yang sempurna untuk memperkuat tim lebih lanjut.

Namun, kenyataannya tidak sesuai harapan. Meskipun Kylian Mbappe mencetak gol, performa Real Madrid belum sebaik yang diinginkan. Kekalahan dari Barcelona di La Liga Spanyol dan Lille serta AC Milan di Liga Champions UEFA menunjukkan adanya masalah di tim.

Selain itu, pensiunnya Toni Kroos semakin memperlihatkan bahwa Real Madrid kekurangan sosok kunci di lini tengah. Kini, Real Madrid tertinggal enam poin dari Barcelona di klasemen La Liga Spanyol dan kemungkinan besar akan kesulitan untuk lolos ke fase gugur Liga Champions UEFA musim ini.

Meskipun belum waktunya untuk panik, situasi ini memang cukup mengkhawatirkan. Untungnya, sang pelatih Carlo Ancelotti sudah menyadari permasalahan yang ada dan tahu langkah-langkah yang harus diambil untuk mengembalikan performa tim. Apa sajakah itu? Simak ulasan SBOTOP di bawah ini.

 

1.MEMAKSIMALKAN PERAN KYLIAN MBAPPE

Kylian Mbappe memang tidak kesulitan untuk mencetak gol. Dalam 14 pertandingan bersama Real Madrid, ia sudah mengoleksi delapan gol dan dua assist, yang bisa dibilang merupakan pencapaian yang cukup solid. Namun, ada perasaan bahwa pemain asal Prancis ini sebenarnya bisa memberikan kontribusi lebih dari itu.

Masalah ini sebenarnya sudah terlihat sejak lama. Meskipun Kylian Mbappe sering mencetak lebih dari 40 gol setiap musimnya, ada kesan bahwa dia belum sepenuhnya berkembang sebagai pemain. Secara teknis, dia masih terlihat seperti pemain berusia 20 tahun, tanpa banyak perubahan signifikan dalam gaya permainannya.

Kylian Mbappe berjuang bersama Real Madrid di Liga Champions UEFA
Kylian Mbappe belum tunjukkan kualitas di Liga Champions UEFA musim ini

Saat bergabung dengan Real Madrid, kekhawatiran ini belum juga sirna. Secara umum, Kylian Mbappe masih melakukan hal-hal yang sama seperti yang ia lakukan di Paris Saint-Germain, meskipun sekarang ia lebih sering bermain di posisi sentral untuk memberi ruang bagi Vinícius Júnior. Namun, ia tetap sering bergerak ke sisi kiri dan kadang mengambil posisi yang tidak tepat, yang menyebabkan terlalu banyak pemain di area tersebut.

Di luar perannya dengan bola, Kylian Mbappe juga cenderung kurang efektif. Ia tidak dikenal sebagai pelari terbaik, dan kebiasaan ini terus terbawa di Real Madrid. Terkadang, saat tim kehilangan bola, Kylian Mbappe terlihat mudah menyerah. Carlo Ancelotti perlu bekerja keras untuk membuatnya lebih terlibat dalam aspek bertahan, karena ini sangat penting agar tim bisa tampil lebih baik.

 

2.KELUARKAN POTENSI JUDE BELLINGHAM

Perubahan paling signifikan dalam peran pemain setelah kedatangan Kylian Mbappe adalah pada diri Jude Bellingham. Musim pertama Jude Bellingham di Real Madrid berjalan sangat impresif, meskipun jumlah golnya menurun di paruh kedua musim setelah awal yang gemilang. Penurunan ini banyak dipengaruhi oleh sedikit perubahan posisi bermain, yang membuatnya lebih jarang terlibat dalam serangan pada akhir musim.

Namun, musim ini situasinya semakin jelas. Jude Bellingham belum berhasil mencetak gol untuk Real Madrid, dan perannya lebih terasa sebagai pendukung dalam serangan. Dengan hadirnya Kylian Mbappe dan Vinícius Junior di lini depan, wajar jika kontribusi ofensif Jude Bellingham berkurang, tetapi banyak yang tidak menyangka penurunan performanya bisa sebesar ini.

Keunggulan Jude Bellingham terletak pada fleksibilitasnya. Sebagai gelandang modern, ia memiliki kemampuan untuk bertahan dan menyerang. Namun, di usianya yang masih 21 tahun, ia kerap melakukan kesalahan, baik karena terlalu ambisius ataupun terlalu emosional. Ditambah dengan minimnya gol yang ia cetak, hal ini memunculkan pertanyaan tentang performanya di media.

Carlo Ancelotti perlu menemukan cara agar Jude Bellingham lebih sering terlibat di area kotak penalti, tanpa mengganggu ruang yang seharusnya dimiliki oleh Vinícius Junior dan Kylian Mbappe. Meskipun belum ada solusi pasti, pelatih asal Italia ini memiliki pengalaman untuk mencari cara terbaik untuk mengatasi situasi ini.

 

3.PERBAIKI LINI PERTAHANAN 

Meskipun serangan Real Madrid sering menjadi perhatian, Carlo Ancelotti sebenarnya melihat pertahanan sebagai masalah terbesar tim saat ini. Meskipun umumnya tim terbaik bertahan sebagai kesatuan, pertahanan Real Madrid belum tampil maksimal musim ini.

Para bek Real Madrid kerap membuat kesalahan individu yang berujung pada kebobolan 15 gol dalam 14 pertandingan. Misalnya, Ferland Mendy dengan mudah dilewati oleh Lamine Yamal di El Clásico.

Antonio Rudiger, yang sebelumnya tampil solid, kini jauh dari penampilan terbaiknya dan rentan terhadap bola panjang. Eder Militao, yang baru pulih dari cedera ACL, masih berusaha menemukan kembali performa terbaiknya. Di sisi bek kanan, masalah semakin memperburuk situasi tim.

 

4.MENCARI BEK KANAN HANDAL 

Ketika Dani Carvajal mengalami cedera lutut yang cukup serius pada akhir Oktober, Real Madrid langsung menghadapi masalah besar. Meskipun usianya sudah tidak muda dan fisiknya mulai menurun, Dani Carvajal tampil sangat impresif di musim 2023/2024. Tanpa kehadirannya, Real Madrid terlihat kehilangan kestabilan di sisi kanan pertahanan.

Lucas Vázquez dipilih oleh Carlo Ancelotti untuk menggantikan Dani Carvajal. Meskipun tidak bisa dipandang remeh, Lucas Vázquez masih memiliki banyak kekurangan. Sebagai mantan pemain sayap kanan, ia sering kali bermain dengan gaya seorang winger, yang membuatnya kurang efektif dalam duel satu lawan satu. Selain itu, ia turut berperan dalam kedua gol yang dicetak Borussia Dortmund pada laga Liga Champions UEFA.

Sebagai solusi sementara, mungkin Eder Militao bisa dipindahkan ke posisi bek kanan, mengingat ia pernah bermain di sana bersama Brasil, sementara Aurélien Tchouaméni bisa ditempatkan di bek tengah. Namun, untuk solusi jangka panjang, Real Madrid mungkin perlu mencari pengganti yang lebih ideal pada musim depan.

 

5.MENGATUR LINI TENGAH TANPA TONI KROOS

Masalah terbesar yang dihadapi Real Madrid musim ini semakin jelas terlihat, yaitu absennya Toni Kroos, gelandang yang selalu menjadi pengatur permainan. Toni Kroos selalu menjadi pemain kunci dalam tim, dan tanpa kehadirannya, Real Madrid kesulitan untuk menemukan ritme permainan yang tepat.

Tanpa Toni Kroos, Real Madrid kehilangan sosok yang bisa mengendalikan tempo, mengatur ruang, serta mengalirkan bola dengan efisien. Meskipun Fede Valverde dan Jude Bellingham bisa mengoper bola dengan baik, mereka tidak memiliki kemampuan pengendalian permainan seperti yang dimiliki Toni Kroos.

Luka Modric, yang masih memiliki kemampuan tersebut, kini lebih sering berperan dalam posisi yang lebih dalam. Sementara itu, Aurelien Tchouaméni dan Eduardo Camavinga lebih efektif sebagai penghancur serangan lawan, meskipun keduanya bisa berkembang menjadi pemain yang lebih mampu mengatur jalannya pertandingan di masa depan.

Tanpa Toni Kroos, Real Madrid cenderung bermain lebih vertikal dan agresif, namun sering kali kesulitan untuk menjaga kendali atas permainan. Hal ini memengaruhi keseimbangan tim dalam menyerang dan bertahan.

 

6.MENGEMBALIKAN SEMANGAT TIM

Para penggemar Real Madrid sering bercanda bahwa kesuksesan tim ini berkat “kekuatan persahabatan”, yang mengacu pada kemampuan mereka untuk meraih kemenangan meskipun menghadapi kesulitan, berkat suasana positif di ruang ganti. Carlo Ancelotti memang dikenal ahli dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana pemain dengan ego besar bisa berkembang dan memberikan yang terbaik.

Sejak Carlo Ancelotti kembali pada 2021, Real Madrid selalu meraih trofi setiap musimnya. Sebagian besar keberhasilan itu berkat perubahan taktik dan sistem yang cermat, namun Carlo Ancelotti juga berhasil menggali potensi individu pemain sekaligus menyatukan tim. Namun, musim ini, suasana di ruang ganti tampak berbeda.

Baik dengan absennya Toni Kroos maupun kedatangan Kylian Mbappe, tampaknya ada ketegangan yang belum terselesaikan. Terjadi beberapa perselisihan di lapangan dan suasana tim tidak sekondusif biasanya. Selain itu, kontroversi terkait Vinícius Junior yang tidak memenangkan Ballon d’Or semakin memperburuk keadaan. Real Madrid tampak kehilangan keharmonisan yang sebelumnya menjadi ciri khas mereka.

   

●●●

Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan

Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan

Ikuti kami di Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube

Chat Langsung